Cara Kerja



Anatomi Sel Manusia & Proses Regenerasi Sel ( mitosis )

Sel adalah satuan terkecil penyusun Mahluk Hidup (kulit, otot, tangan, kaki, mulut, dan semua bagian tubuh manusia). Tubuh kita (manusia) terdiri dari beribu-ribu atau bahkan berjuta sel-sel. Pada dasarnya sel terbagi menjadi dua jenis, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotk. Sel prokariotik, merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem membran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran, biasanya terdapat pada bakteri.

Sel eukariotik (sel yang terdapat di manusia) memiliki organel yang dibatasi oleh sistem membran yang sering disebut sebagai membran inti dan di dalam membran sel mengandung sitoplasma, dimana kandungan dari sitoplasma ini sebagian besar mengandung enzym, Makromolekul, ATP, Asam Amino, Nukleotida dan Asam Organik. Asam Amino (H2N-CHR-COOH), mengandung atom N+ yang bermuatan ion positif.

Membran sel merupakan bagian paling luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel atau cell wall). Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000 membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.


Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Membran plasma terdiri terutama dari fosfolipid, yang terdiri dari asam lemak dan alkohol. Fosfolipid dalam membran plasma tersusun dalam dua lapisan, disebut fosfolipid bilayer. Seperti ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini, setiap molekul fosfolipid memiliki kepala dan dua ekor. Kepala “suka” air (hidrofilik) dan ekor “benci” air (hidrofobik). Ekor yang benci air berada di interior membran, sedangkan kepala yang suka air dititik keluar, menuju baik sitoplasma atau cairan yang mengelilingi sel.


POLICRESULEN merupakan obat luar yang berstruktur molekul polimer panjang dan besar sehingga tidak dapat diserap oleh kulit dan mukosa tubuh.

POLICRESULEN diperoleh dari hasil sintesa dengan metode polykondensasi antara asam metakresol sulfonat (m-cresol-6 sulphonic acid) dengan metanal (H2CO),



REAKSI POLICRESULEN (ALBOTHYL) TERHADAP SEL SEHAT

Secara ilmu Farmakologi, Policresulen bekerja selektif terhadap sel nekrotik (jaringan terluka), sehingga tidak akan mempengaruhi jaringan sehat yang ada di sekitarnya. Pada sel sehat terdapat membran sel yang berfungsi melindungi sitoplasma yang mengandung kolesterol dan fosfolipid, dimana senyawa fosfolipid ini terdapat gugus yang bermuatan ion negatif yaitu PO4- (fosfat). Secara kimiawi gugus yang bermuatan ion negatif pada Polikresulen yaitu SO3- tidak akan bereaksi pada membran sel yang sehat karena membran sel tersbut bermuatan ion negatif (PO4-).



REAKSI POLICRESULEN (ALBOTHYL) TERHADAP LUKA (SARIAWAN)

Pada saat terjadi luka seperti luka terjatuh, luka teriris, luka sariawan dan sebagainya, sel akan mengalami kerusakan (nekrosis) pada membran sel, sehingga SO3- yang bermuatan ion negatif pada Policresulen akan bereaksi dengan atom N+ yang bermuatan ion positif yang berada di dalam sel tersebut atau sitoplasma, maka terjadilah koagulasi protein pada sel yang rusak.



Masih Punya Pertanyaan?

Pelajari Seputar Tanya jawab permasalahan Albothyl

FAQ